01 Agustus 2009

syndrome facebook

Terdapat sebuah syndrom dalam kehidupan manusia yang meniscayakan seseorang merasa tertinggalkan zaman jika tidak mencobanya. Sebut saja dalam hal ini adalah Syndrome Facebook, Berbondong-bondong manusia memusatkan perhatiannya pada satu aktifitas yang dapat dibilang sebagai kegiatan menelantarkan waktu, yaitu ber-facebook—ria. Inilah salah satu media yang beberapa bulan terakhir menjadi dalam kancah dunia Digital, Mulai dari anak-anak ABG (Anak Baru Gede),Remaja hingga orang tua turut melakoni kegiatan ini, tanpa memahami benar apa dan bagaimana facebook itu. Bahkan trend facebook-an ini kini tidak saja melanda kota-kota besar akan tetapi juga sudah sampai ke daerah-daerah pelosok.
Melalui berbagai fasilitas digital yang tengah mewabah saat ini, Zuckerberg berhasil menularkan hasil ciptaannya ini ke seluruh dunia sampai ke Indonesia. Terdapat Perangkat digital yang dapat difungsikan sebagai media browser yaitu Personal Computer (PC),Notebook dan Handphone (HP). Media-media tersebut memberikan kemudahan-kemudahan kepada seluruh umat di dunia untuk mengakses berbagai hal yang terdapat di dalam dunia maya. Dan hal ini akan terus berlangsung mengusung perkembangan-perkembangan teknologi hasil ciptaan manusia-manusia kreatif.
Sudah menjadi trend dalam kehidupan manusia, bahwa segala sesuatu hal atau kegiatan yang dilakukan pasti memiliki sisi-sisi positif dan sisi-sisi negatif. Salah satu hal yang menjadi Dampak negative dengan hadirnya media conference ala dunia maya ini adalah adanya syndrome. Kecenderungan seseorang terhadap sebuah hal atau kegiatan pada akhirnya dapat mengakibatkan terlantarnya aktifitas lain yang sesungguhnya lebih bermanfaat dan berguna untuk dilakukan. Untuk itulah mengapa terdapat peribahasa yang mengatakan bahwa waktu adalah uang.
Secara langsung dan tidak langsung dan besar atau kecilnya kita akan mengalami contoh sisi negatif pada kehidupan pribadi kita masing-masing dengan kata lain akan merasakan dan tidak perlunya digambarkan ditulisan ini.